Kamis, 29 Juli 2010

Cintailah Cinta





aku dihadang pertanyaan mendasar : bisakah Cinta diraih melalui jalan-jalan cinta ?. Tidak sedikit manusia yang ragu, dan bahkan pesimis. Lebih menyedihkan lagi, ada yang meletakkan asa dan cinta dalam posisi berseberangan. Bila mau asa, cinta harus dikorbankan. Jika mau cinta, maka asa akan menjauh. Paling tidak, demikianlah keyakinan banyak orang.

Tanpa bermaksud berseberangan dengan banyak orang, persepsi dasar saya agak berbeda. Antara asaa di satu sisi, dan cinta di lain sisi, tidaklah selalu berada pada posisi berseberangan. Tidak sedikit kehidupan manusia bertutur, keduanya bisa dilakukan secara bersama-sama. Kehidupan sejumlah orang mengagumkan bahkan menunjukkan, Cinta tak bisa diraih bila hanya sebatas asa.

Sebut saja serangkaian kehidupan sejumlah orang yang mengagumkan seperti Mahatma Gandhi. Yang pertama wakil kehidupan yang tinggi di dunia material, yang kedua adalah wakil kehidupan yang tinggi di dunia spiritual. Keduanya adalah wakil dari kehidupan di mana asa (baik material maupun spiritual) bisa berjalan bersama-sama dengan cinta.

Prinsip Gandhi juga tentang anti kekerasan tidak saja membuat sejarah kemerdekaan India jadi legendaris, tetapi menjadi sumber air kejernihan bagi banyak sekali perjuangan umat manusia di seluruh kaki langit. Ada yang menyebut dua kasus di atas sebagai kebetulan yang tidak representatif. Dan saya hargai mereka yang berkeyakinan demikian. Dan kehidupan saya maupun kehidupan sejumlah orang lain bertutur sebaliknya.

Setiap kali pulang sekolah ketika masih kelas satu dan dua SD, saya ambil tempat duduk kecil dan meminta Ibu duduk di sana. Sambil tersenyum Ibu duduk dan memangku saya. Dan dimulailah kegiatan konyol yang membuat banyak sahabat kecil saya berteriak : ‘malu, sudah besar masih menetek !’. Dan saat itu, ibu mengajarkan bagaimana saya yang memiliki banyak kekurangan ini menggapai sejumlah ketinggian, Ibu berbisik ke saya : ‘kamu pantas sampai di tempat tinggi dalam kehidupan.

Ketika itu, saya hanya menjawabnya dengan senyum, hanya untuk membahagiakan hati Ibu. Namun kekuatan-kekuatan cinta Ibu tidak habis sampai ketika saya harus pergi meninggalkan Rumah dan melanjutkan sekolahdi Manado. Kekuatan cinta ini menembus batas waktu. Dalam banyak kejadian bahkan terbukti, kehidupan saya ditarik ke tempat-tempat tinggi melalui energi-energi cinta. Salah satunya cinta Ibu saya.

Dan kini saya dihampiri Cinta (Pelangi) yang rasa-rasanya pantas untuk dipertahankan, mengingat deretan-deretan rasa sakit yang diberikannya tak juga membuatku berfikir untuk meninggalkan-nya.

Belajar dari anak tetangga
Tadinya, saya pikir apa yang disebut dengan The Body Feng Shui adalah bagaimana menyisir rambut, mengenakan pakaian, atau merawat tubuh saja. Ternyata ia lebih mendalam : mengembangkan sifat-sifat mulia. Dan kemuliaan terakhir ini tidak saja bisa membuat orang bisa jadi pendeta, melainkan juga bisa membuat orang hidup penuh keberuntungan.

Sebuah tesis yang menjawab keraguan banyak orang, melalui cinta sebagai awal dari banyak hal-hal mulia, harta juga bisa diraih dalam jumlah yang tidak terbatas. Lebih dari sekadar meraih asa, orang-orang yang meraih Cinta dengan jalan asa, bisa meraih dua sukses sekaligus : sukses di perjalanan sukses di tempat tujuan, sukses di dunia sukses juga di surga. Bukankah indah sekali kehidupan yang diwarnai dua sukses sekaligus ?
Anda bebas memilih, akankah dibiarkan cinta berseberangan dengan asa, atau akan meraih cinta bukan hanya sebatas asa. Apapun pilihan Anda saya hargai.
ketika tulisan ini sedang dibuat saya sedang merangkum dua kontroversi ini dalam inti sari keheningan dan tak jua luput bayangan pelangi di benakku.

Tidak ada komentar: